Senin, 08 Juli 2013

AKU SI PENYANDANG CACAT

Hidupku khalayak peribahasa, “sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Ya begitulah kehidupanku . fikirku menuju ke pusat hidupku ,ya ibu ku dan ketiga adikku aku hanyalah penyandang cacat mungkin yang sudah tidak dipandang lagi oleh masyarakat, pekerjaanku hanyalah seorang pemulung di salah satu kota di daerah jakarta barat, dengan fisikku yang tidak sempurna terkadang seseorang memandangku hanya dengan sebelah mata. Berkali kali aku melamar pekerjaan , tetaplah percuma aku hanyalah penyandang cacat yang hanya mempunyai satu kaki,hampir sudah diriku putus asa akan hidup ini , tetapi yang aku ingat hanya ibu dan ketiga adikku , aku adalah tulang punggung untuk mereka,setelah kematian ayahku 2 tahun yang lalu.
Namaku Toni , ya begitulah orang memanggilku , aku tinggal dibilangan jakarta barat. Ditempat kumuh nan sempitlah diriku tinggal bersama ibu dan ketiga adikku.
Bertahun tahun ku mencari pekerjaan yang cukup untuk membiayai keluarga ku,singkat cerita aku melamar disalah satu perusahaan menjahit,ya fikirku paling tidak aku bisa membantu mengambilkan barang barang untuk menjahit , tetpasi pada saat aku kesana aku malah dimaki maki,diinjak injak ibarat sampah yang dipandang sebelah mata.
“Misiii pak,apakah ada lowongan pekerjaan disini?”ujarku keppada pemilik perusahaan penjahit itu .
“Maaf disini tidak ada pekerjaan untuk orang cacat sepertimu,yang tidak bisa apa apa!!”ujarnya.
“ta..tapi pak saya bisa membantu bantu dengan kondisi saya yang saat ini saya jalani”ujarku
“Alaahh,penyandang cacat aja belagu,bisa apa kamu!! Sudah pergi pergi(sambil marah marah)”ujar nya.
Akhirnya akupun pergi dr tempat itu dan aku tetap menjadi pemulung,yaa menurutku pemulung bukan lah pekerjaan yang memalukan tetapi hanya sedikit “Kurang” untuk membiayai ekonomi ibu dan ketiga adik ku , ditambah ibuku sedang sakit sakittan .
Sampai suatu saat aku berniat untuk tidak mengkilokan hasil pulungku,tetapi aku buat suatu karya ,yaa walaupun baru belajar belajar tapi aku bisa memproduksi dan aku jual di toko toko di dekat jalan raya sana,aku titipkan hasil hasil produksiku.
Lambat laun produksiku semakin lama semakin meningkat,walau dengan keadaan fisik yang “kurang” aku tetap harus berusaha (ucapku didalam hati)
*kebelakang rumah
“Bu..”ujarku
“iia nak,ada apa ?” ujar ibuku.
“Produksi barang olahan daur ulang kita makin meningkat,aku bangga bu dengan keadaanku yang cacat sekarang aku bisa membiayai kebutuhan walaupun pas,passan . tetapi aku akan berjuang lebih bu,untuk menyekolahkan efan,andi dan siska (adikku) aku janji bu”ujarku kepada ibuku.
“Sudah nak,tidak usah terlalu mengobsesikan diri untuk menjadi orang kaya,ibumu ini sudah bersyukur bisa makan ,ibu sudah cukup nak,ibu tidak tega melihat keadaanmu yang seperti ini,kau tetap membuat suatu karya sampai tengah malam”ujar ibuku.
“Tidak apa apa bu,menurutku tidak masalah,demi ibu dan adikadiku senang,aku siap melakukan apapun,sekarang aku adalah tulang punggung keluarga ini,dengan sekuat tenaga aku harus mencukupi bahkan kalau bisa lebih bu,agar aku bisa membahagiakkan kalian”ucapku.
“baiklah nak,sekarang seterah kamu saja ,asalkan kamu bisa jaga kesehatan kamu ya nak”ucap ibuku.
“Baik bu”ucapku.
Hari demi hari aku semakin bekerja giat dan akupun mendapatkan hasil yang memuaskan . usaha produksiku makin lama makin laku,sampai sampai aku membuka cabang dan sudah mempunyai pegawai pegawai,bahkan aku sudah jadi pemimpin di tempat itu dan tidak perlu cape cape,ternyata aku bisa mengambil hikmah dari sini,aku bisa tau ternyata hidup itu seperti roda yg berputar,adakalanya kita merasakan ekonomi dibawah adakalanya kita merasakan ekonomi di atas.dan sekarang aku sudah bisa menyekolahkan adik adikku bahkan menaik haji kan ibuku .
Ucapku
“Terimakasih ya tuhan ,dibalik kekuranganku. tersimpan bakatku yang terpendam sehingga aku bisa sesukses ini”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar